Film-film Indonesia Yang Paling Terlaris Tahun 2023

Film-film Indonesia Yang Paling Terlaris Tahun 2023

Posted on Views: 0

Industri perfilman Indonesia terus mengalami kemajuan yang signifikan, baik kuantitas yang meningkat, maupun kualitas film Indonesia yang mampu bersaing dengan produksi asing. Hal ini terlihat dari lonjakan film yang rilis setiap tahunnya dan beberapa di antaranya berhasil meraih posisi box office dengan jumlah penonton mencapai jutaan orang dalam setahun terakhir.

Studio Antelope, rumah produksi dan pembuat konten berbasis di Jakarta, merilis daftar 10 film Indonesia terlaris sepanjang 2023. Film horor masih menguasai sebagian besar daftar tersebut, sebut saja Sewu Dino, Waktu Maghrib, Khanzab, hingga Suzzanna: Malam Jumat Kliwon.

Berikut daftar 10 film Indonesia terlaris 2023 yang dihimpun Studio Antelope:

1. Sewu Dino:  4.891.609 penonton

Di tengah kesulitan ekonomi, Sri (Mikha Tambayong) diterima bekerja di keluarga Atmodjo dengan bayaran tinggi, karena ia memiliki keunikan: lahir pada hari Jumat Kliwon. Bersama Erna (Givina Lukita Dewi) dan Dini (Agla Artalidia), mereka dibawa ke sebuah gubuk tersembunyi di tengah hutan. Di gubuk tersebut, Sri, Erna dan Dini ditugaskan untuk memandikan Della Atmodjo (Gisellma Firmansyah), cucu dari Karsa Atmodjo (Karina Suwandi), yang tidak sadarkan diri karena terkena kutukan Sewu Dino (Seribu Hari). Mereka tidak bisa lari dari gubuk tersebut karena terikat perjanjian mistis dengan Karsa Atmodjo, dan mereka harus menyelesaikan ritual tersebut hingga hari ke-1000. Jika mereka melanggarnya, kematian akan menanti mereka.

2. Di Ambang Kematian: 3.300.000 penonton

Hidup seorang perempuan muda bernama Nadia berada di ambang kematian. Hal ini bisa terjadi karena Nadia ternyata menjadi tumbal dari pesugihan yang dilakukan oleh ayahnya sendiri. Pesugihan tersebut ternyata meminta tumbal setiap 10 tahun sekali. Tumbal pertama terjadi pada tahun 2002 yaitu ibunya meninggal dunia dengan cara yang mengenaskan. Sepuluh tahun kemudian, kakak kandung dari Nadia yang bernama Yoga juga bernasib sama seperti ibunya.

3. Air Mata di Ujung Sajadah: 3.127.671 penonton

Perjuangan seorang ibu bernama Aqilla (Titi Kamal) yang terpisah dengan anaknya selama 7 tahun. Aqilla selama ini tidak mengetahui kalau anaknya ternyata masih hidup. Diceritakan, Aqilla melahirkan bayi dari pernikahan yang tidak direstui oleh ibunya, Halimah (Tutie Kirana). Setelah suaminya meninggal, Halimah lantas berbohong kepada Aqila kalau bayinya meninggal saat dilahirkan.

4. 172 Days: 2.683.172 penonton

Perjalanan seorang perempuan bernama Nadzira Shafa yang memutuskan untuk berhijrah, agar dia bisa menjalani kehidupan yang lebih baik. Sebelumnya, Nadzira diceritakan pernah terjebak dalam lingkungan dan pergaulan yang bisa dikatakan jauh dari agama dan cenderung sangat bebas. Melalui perjalanan hijrahnya itu lah Nadzira Shafa kemudian jadi banyak belajar tentang ilmu agama dan sering menghadiri majelis pengajian. Pada suatu hari, saat Nadzira mendatangi salah satu tempat pengajian, dia bertemu dengan seorang ustadz bernama Ameer Azzikra. B

5. Petualangan Sherina 2: 2.414.504 penonton

Sherina (Sherina Munaf) yang sudah dewasa kini bekerja sebagai seorang jurnalis dari NEX TV. Ia disebut-sebut sebagai jurnalis terbaik media tersebut. Ia sudah menyusun rencana peliputan bersama kameramennya, Aryo (Ardit Erwandha), untuk berangkat ke World Economic Forum yang digelar di Swiss. Namun, impiannya tidak berjalan sesuai rencana yang telah disusun. Alih-alih ke Swiss, Sherina malah diminta oleh bosnya berangkat liputan ke Kalimantan untuk meliput konservasi orang utan. Mau tidak mau Sherina pun menuruti permintaan bosnya itu. Ia dan Aryo akhirnya terbang ke Kalimantan.

6. Waktu Maghrib: 2.409.122 penonton

Waktu Maghrib menceritakan tentang kekesalan Adi dan Saman yang selalu dimarahi oleh Bu Woro di sekolah, sebab keduanya sering terlambat masuk. Bu Woro akhirnya memberikan hukuman untuk mereka. Keduanya kesal dengan hukuman yang diberikan.

7. Suzzana: Malam Jumat Kliwon: 2.189.363 penonton

Berlatar tahun 1986 di sebuah desa yang letaknya di Jawa Timur, Suzzanna dan Surya adalah sepasang kekasih yang akan segera menikah. Namun karena utang yang dimiliki oleh orangtua Suzzanna terhadap Raden Aryo, orang terkaya di desa mereka, membuat hubungan keduanya kandas. Raden Aryo akan menganggap utang orangtua Suzzanna lunas apabila Suzzanna mau dijadikan istri keduanya.

8. Sijjin: 1.923.447 penonton

Film Sijjin bercerita tentang Irma (Anggika Bolsterli) yang jatuh cinta dan terobsesi kepada sepupunya sendiri, Galang (Ibrahim Risyad). Meski Galang sudah memiliki istri dan anak, Irma merasa bahwa hanya dirinya yang pantas menjadi satu-satunya perempuan di hidup Galang. Di sisi lain, Galang hanya menganggap Irma sebagai sepupunya semata. Suatu hari, Irma meminta bantuan kepada dukun supaya dapat dinikahkan dengan Galang. Dukun itu menyanggupi permintaan Irma dan melakukan aksinya dengan mengirim santet kepada istri Galang. Kiriman santet itu memberikan teror sepanjang lima malam kepada keluarga Galang. Setelah waktu lima malam itu berakhir, Galang dan seluruh keturunan istrinya akan meninggal dunia.

9. Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul: 1.684.624 penonton

Dikisahkan Hao mempunyai kemampuan retrokognisi, yakni sebuah kemampuan supranatural dimana seseorang dapat melihat kejadian di masa lampau. Melalui kemampuan tersebut, Hao berupaya membantu Sari, seorang siswi SMK yang ternyata hilang diculik oleh sosok pocong berkepala gundul. Bersama sahabatnya yang bernama Rida, mereka berhasil menjalankan misi penyelamatan siswi tersebut. Sejak kejadian itu makhluk itu menunjukkan amarahnya dengan memberikan sederetan terror yang mulai mengancam keselamatan Hao.

10. Ketika Berhenti di Sini: 1.611.005 penonton

Film Ketika Berhenti di Sini bercerita tentang kehidupan seorang desainer grafis, Anindita Semesta. Dita tidak sengaja bertemu dengan seorang arsitek bernama Edison Kartasasmita dan mulai menjalin hubungan dengannya. Hingga akhirnya tidak terasa jika kisah cinta mereka telah berjalan sampai 4 tahun. Hingga pada akhirnya Dita merasakan hubungan itu hanya berjalan di tempat dan muncul rasa menuntut. Pertengkaran pun terjadi tetapi siapa sangka, Ed mengalami kecelakaan mobil lalu meninggal. Atas peristiwa tersebut, rasa bersalah terus menyelimuti Dita dan membawa duka mendalam di hatinya.